LemaƮtre mengusulkan teori ledakan Big bang dan evolusi untuk diajarkan di sekolah

     Ledakan dahsyat yang disebut Big bang

    Georges Lemaitre dan Charles Darwin.
Mereka berdua kemungkinan besar terlibat dalam hubung Geopolitik.
Terutama Lemaitre kemungkinan dia tertarik dengan Teori Charles Darwin tentang manusia purba Lalu Dia mempelajari buku-buku Dasar-dasar Evolusi yang di karang oleh Charles Darwin." Ide punya ide karena kepentingan Politik Lemaitre mengusulkan Teori Ledakan dahsyat sebagai penjelasan Asal usul alam semesta.

Big bang dan evolusi

awal alam semesta bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu. Dan terbentuklah Bumi. Teori ini sangat pantangan dengan agama. Seolah-olah Big bang yang menciptakan Dunia. Dan mereka mengkait-kaitkan dengan evolusi sebelum manusia purba.
     Georges LemaĆ®tre, seorang biarawan Katolik Roma Belgia,
teori ini bergantung pada relativitas umum Albert Einstein. "ilmuwan astronomi dan fisika" dengan cara kerja sama di bidang ilmu pengetahuan yang sangat berlebihan untuk menghilangkan keyakinan umat beragama dengan membagikan pikiran mereka kepada publik. Apa yang dia pikirkan dapat tercapai Menyesatkan banyak orang.

Ilmuwan tidak memiliki agama

Kenapa mereka melakukan ini?
Apakah ilmuwan ini tidak memiliki agama. 
"Para ilmuwan berpandangan bahwa Tuhan tidak ada Hubungannya di dunia. Tuhan tidak ada urusannya di dunia. Kamilah yang akan mengurus Dunia" Kamilah yang akan mengatur mereka. Mereka akan mengikuti kami, apa kata kami. "Itulah kata-kata syaitan"

Charles Darwin sekutu iblis

Mereka ini berhubungan satu sama lain. Karena keingintahuannya tentang alam semesta.
       Mereka sesat pikiran yang seolah-olah manusia diciptakan oleh alam dengan sendirinya dengan kata Evolusi, manusia purba, manusia kera, dan mereka mengarang-ngarang, mengada-ada, Mereka Berfikir Manusia moyang yang sama dengan kera padahal kera adalah bintang. "MEREKA SESAT"
Namun yang lebih herannya lagi, sudah tahu sesat kenapa masih diajarkan di sekolah-sekolah.
       Inilah Ulama tokoh agama Dimana mereka. "Apa yang mereka pikirkan"
Sungguh miris.




Post a Comment

0 Comments