Bagaimana Batu-batu ini dihamparkan?
Di dalam al-Qur'an terdapat dua belas ayat yang menyebutkan bumi dihamparkan. "Bukan berarti Bumi itu datar" Namun apakah benar hamparan yang dimaksud oleh al-Qur'an bermakna hamparan? Skripsi ini telah diteliti dan menganalisis makna hamparan bumi yang dimaksud dalam metode al-Qur'an menggunakan analisis semantik al-Qur'an yang dikembangkan oleh Toshihiko Izutsu. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan, yaitu makna dasar ard adalah tanah, sedangkan makna relasionalnya adalah tanah, negeri, suatu tempat, dan bumi. Adapun makna dasar kata bisatan, daha, firasyan, mihadan, sutihat, serta taha adalah luas, dan makna dasar kata madda adalah panjang.
Sedangkan makna relasionalnya adalah menghamparkan, luas, menggerakkan, melebarkan, dermawan, alas, kasur/dipan, menambahkan, memanjangkan, memperlama, menambah, ayunan, dan tempat tinggal. Pada masa pra Qur'anik, Hamparan bumi bermakna tempat hidup manusia yang luas, biasanya digunakan sebagai ungkapan keindahan alam dalam percintaan dan perang. Adapun pada masa Qur'anik, kosakata hamparan bumi berhubungan dengan konsep religius sebagai media dakwah agar masyarakat Arab pada masa itu mengingat penciptanya. Sedangkan pada masa pasca Qur'anik, muncullah seluruh bumi datar dan bumi bulat, serta muncul teori penghamparan bumi, dan teori penciptaan bumi dalam enam masa.
Dalam pandangan dunia al-Qur'an, hamparan bumi bermakna bumi yang luas, bukan berarti datar. Al-Qur'an menunjukkan bentuk bumi adalah Hamparan yang luas sejalan dengan penemuan sains oleh para ilmuwan, dan pendapat ini adalah yang lebih benar.
"Dan apakah mereka tidak melihat bahwa Kami mendatangi daerah-daerah (orang yang ingkar kepada Allah), lalu Kami kurangi (daerah-daerah) itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya? Dan Allah menetapkan hukum (menurut kehendak-Nya), tidak ada yang dapat menolak ketetapan-Nya; Dia Mahacepat perhitungan-Nya." (QS. Ar-Rad: 41).
"Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia memasukkan malam atas siang dan memasukkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah! Dialah Yang Maha Mulia, Maha Pengampun." (QS. Az-Zumar: 5).
"Dan engkau akan melihat gunung-gunung, yang engkau kira tetap di tempatnya, padahal ia berjalan (seperti) awan berjalan. (Itulah) ciptaan Allah yang mencipta dengan sempurna segala sesuatu. Sungguh, Dia Mahateliti apa yang kamu kerjakan." (QS. An-Naml: 88)
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang bermanfaat bagi manusia, dan apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, maka dengan itu air Dia hidupkan bumi setelah mati (kering) dan Dia tebarkan di bumi segala jenis binatang, dan hembusan angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sesungguhnya (ada) tanda-tanda (keesaan dan keagungan Tuhan) bagi orang-orang yang berpikir." (QS. Al-Baqarah; 164)
Arti Surat An-Nisa Ayat 97 : Sesungguhnya orang-orang yang meninggal dunia dalam keadaan dianiaya oleh malaikat, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan apakah kamu?". Mereka menjawab: “Kami adalah orang-orang yang tertindas di bumi (Mekkah)”. Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Tuhan itu luas, sehingga kamu bisa berhijrah di bumi itu?". Orang-orang itu adalah tempat Neraka, dan Neraka seburuk tempat kembali.
0 Comments